“Bahagia
itu sederhana, ketika aku bisa melihat kamu tertawa
dan
ketika aku bisa mengukir namamu disana”
Kalimat yang pernah aku ucapkan
padamu, kata demi kata keluar dari dalam lubuk hatiku. Saat itu, hatiku sangat
rapuh. Di sela-sela itu kamu membuat hatiku terasa penuh. Penuh dengan dirimu.
Penuh dengan warna pelangimu. Penuh dengan setiap tatapanmu, senyumanmu, dan
semua yang ada pada dirimu. Semua itu membuatku hanyut dalam perasaan yang
paling dalam yang pernah aku rasakan.
Ketika pertama bertemu, tak pernah
kubayangkan. Tak pernah aku angankan dirimu dalam pandanganku. Dalam
pandanganku kamu hanyalah sesosok kaum adam yang berada di depanku saat itu.
yang terlihat sempurna karena kecerdasanmu. Caramu menatapku, caramu berbicara
denganku, bak seorang malaikat yang menguji keimanan sang hawa. Aku hanya
merasa kagum saat itu, hanya sedikit kata yang keluar dari mulutku tentangmu.
“aku ingin berteman” kalimat pertama yang keluar dariku tentangmu, masih tampak
nan jelas dalam benakku. Jujur, aku sangat menyukai kaum adam yang cerdas.
Waktu demi waktu telah kulalui
dengan chat bersamamu setelah pertemuan itu. penuh dengan canda dan tawa.
Keinginanku telah terpenuhi olehmu “kamu sekarang menjadi temanku”. Banyak sekali
yang tak menyukai ketika aku berteman denganmu. Aku tak pedulikan itu sama
sekali. Aku abaikan semua argument buruk tentangmu. Di luar sana, banyak kaum
hawa yang menggunjingku karna pertemananku denganmu, entah apa sebabnya. Aku tak
memperdulikannya, karna kamu telah membuatku percaya diri. Seakan kamu memang
benar-benar temanku dan membela diriku. Seketika itu, kamu memenuhi pikiranku.
Hingga kepercayaanku terhadap teman-temanku terkalahkan oleh setiap pintahmu.
Aku sangat mempercayaimu. Walaupun tak sering kita tukar suara dengan pandang
mata. Itu tak menjadi masalah bagiku. Setiap hari aku bisa memandangmu,
tersenyum, tertawa, makan, kerja, setiap aktivitasmu. Itu semua sudah cukup
bagiku.
Saat aliran darah ini mulai memenuhi
hati. Perasaanpun terganti. Aku sangat takut, aku sangat takut kehilanganmu
saat itu. Perasaan itu selalu menghantuiku. Hingga saat itu, kamu mulai hadir
dalam setiap mimpiku. Selalu ada dalam anganku. Tertancap pada benakku, hanya
namamu. Ohhh, perasaan itu membuatku menangis, membuat hatiku selalu ingin
menjerit ketika bertemu denganmu. membuatku semakin merasa takut kehilanganmu.
Aku tak pernah berfikir semuanya menjadi berubah seperti ini, aku hanya ingin
berteman. Semuanya kini telah berubah.
Pikiranku terbalik 180°,
pikiranku terhadapmu sebagai teman telah berubah. Kini aku mulai ingin
memilikimu, mulai ingin selalu bersamamu, tak ingin orang lain mendekatimu. Aku
memendam perasaan ini sendiri. Sampai ketika kamu bertanya kepadaku tentang
perasaanku. Aku tak menyalahkanmu!! Saat kamu bertanya seperti itu, pikirku
malayang tinggi, detak jantungku serasa berhenti, mulut ini menjadi bisu,
telingapun menjadi tuli. Lambat laun, kuceritakan semua yang aku pikirkan, yang
aku rasakan kepadamu, semua isi hatiku. Aku bercerita semuanya. Kepadamu!!
KARNA KAMU BERTANYA!! Ketika kamu hanya menjawab dengan senyum manismu “J”. Sayap cinta ini terasa perih, dengan sedikit
goresan luka karna senyummu itu, aku masih bisa terbang dengan terbata-bata.
Dan apa yang kamu lakukan?? Kamu hanya memandangku, dan tak membantuku.
Membiarkanku terbang sendiri dengan sayap yang kamu lukai.
Walaupun hanya dengan senyum manismu
itu, tak pernah mengubah pikirku, tak pernah mengubah semua anganku. Senyumanmu
yang sedikit menyakitkan itu, membangkitkan semangatku untuk mendapatkan
keinginanku. Aku tau perasaan kamu tak seperti perasaanku. Duniamu, sangatlah
berbeda dengan duniaku. Cinta bagimu hanyalah untuk penyemangat, untuk hiburan
semata ketika kamu letih dengan mata kuliahmu. Aku sudah tau alasanmu seperti
itu. lagi-lagi, sihir apa yang kamu lakukan padaku? Aku masih tetap membelamu,
mengabaikan teman-temanku. Bahkan jiwa ini semakin kuat untuk ingin memilikimu.
Terbangku sudah sangat tinggi untuk
memilikimu. Aku sangat ingin tau lebih dalam tentangmu. Kudekati semua
orang-orang yang dekat denganmu. Tak ada maksud lain diriku, aku hanya ingin
mengetahui kabarmu, keadaanmu, apapun itu tentangmu. Saat aku menoleh sedikit
kebelakang, aku tak tau ternyata selama ini kamu berada dibelakangku,
melihatku. Subhanallah! Betapa senangnya hatiku mengetahui kamu berada
dibelakangku. Pikiranku semuanya dipenuhi dengan pelangi keberadaanmu. Hidupku,
rasanyaa bahagiaa, serasa terbang di padang awan untuk selamanya, dan tak
berpikir apakah aku akan lelah karna kebahagiaan atau aku akan sakit karna
kelelahan.
Ketika kamu menyentuhku, menyentuh
sebelah sayapku dengan membisu. Rasa deg-degan, semuanya, hadir dalam benakku.
“Aku takut kehilanganmu, aku takut kamu membenciku karna aku terlalu over alay
memikirkanmu dan ingin memilikimu” pikirku. Aku mencoba membuang jauh-jauh
pikiranku yang seperti itu. aku hanya berusaha meikirkan “life is choose”. Jadi
itu semua hakku. Tapi pikiranku sangat banyak tentangmu yang, dan semua berlawanan
dengan hatiku. Entah kenapa semua pikirku bisa jadi begini. Mungkin karena kamu
hanya membisu kepadaku.
Berjalannya waktu. Aku merasa
terabaikan olehmu. Sedikit rasa benci timbul dalam benakku. Aku langsung saja
memblokir semua sosmed yang berhubungan denganmu, DC BBMmu, dan hapus semua
memori tentangmu. Setelah beberapa hari aku tak tutur sapa denganmu, aku merasa
merindukanmu. Dan itu sangat sakit rasannya. Aku beretekad untuk menghubungimu,
ku unblok salah satu sosmedmu. Tak kusangka kamu masih menjawabku. Pelangi
itupun muncul kembali. Setelah beberapa percakapan, tak pernah kusangka ada segrombol
awan hitam dengan kilatnya yang tiba-tiba menghancurkan pelangi itu. Dirimu!!
Tak kusangka kamu akan mengirim message seperti itu. Kamu menuduhku
mengintimidasi orang-orang yang dekat denganmu. Aku sangat tertekan dengan
messagemu, aku masih tak tau apa yang kamu maksud. Aku mendekati mereka hanya
karna ingin tau keadaanmu. Apa yang ada dalam pikirmu?? Heyyy, kamuuu. Aku juga
tak pernah memaksamu untuk mengerti perasaanku. Untuk membalas perasaanku.
Kenapa kamu menuduhku seperti itu??
Menyesal?? Tidak sama sekali. Aku
bisa berteman denganmu, berbagi canda tawa, mengalami konflik seperti itu. Udah
cukup senang, karna aku pernah menjadi salah satu temanmu. Yahhh, aku sedikit
kecewa aja kamu tidak memberitahuku apa alasanmu itu sampai sekarang. kamu
hilang begitu saja. Semudah pelangi yang terhapus oleh awan hitam.
0 komentar:
Posting Komentar