Tentangmu Saat Ini


Semuanya sudah beranjak kembali. Mengikuti langkahku, dengan derasnya kesetiaan yang selalu menghantuiku. Perasaan yang masih terombang ambing oleh waktu yang memaksaku untuk selalu memberikanmu kasih sayang dan kebahagiaan.

Tentang berfikir lebih dewasa, Itu tak mudah bagiku. Masih sangat sulit untuk mempersatuhkan antara pikiran dan perasaan “isi hati”. Bukan karena aku yang tak ingin kamu kembali hadir dalam kehidupanku. Bayang bayang kebencian dan ketakutan akan masih mengikutiku sejak semua itu berakhir. Karenamu yang mengambil keputusan dengan nafas keras dan panas.

Bukan masalah takut untuk memulainya kembali. Tapi aku tak ingin! Jujur, dalam keheningan jiwa ini selalu mengatakan untuk ingin bersamamu dan berada disampingmu. Apalah daya jika Tuhan tak kuasa. Mungkin merekalah perantaranya, dan akupun tak ingin selalu merunduk dibalik semak belukar hanya untuk sembunyi darimu.

Perasaan ini tak untuk dimainkan. Begitupun dengan perasaanmu. Samasekali aku tak ingin melukaimu, untuk keberapa kalinya mungkin sudah tidak bisa dihitung. Aku hanya ingin menebus semua derita yang pernah tak sengaja ku berikan padamu. Derita yang mungkin itu juga karenamu. Karnamu yang belum bisa menancapkan kepercayaanmu terhadapku.

Bagaimana bisa kulupa. Dimana, kapan, dan bagaimana saat kita memulainya dulu. Bagaimana saat kau benar benar melukai hatiku dan menaburkan duri hitam pada diriku. Dan bagaimana saat kau mulai menjauhiku. Saat itu semuanya terasa menyakitkan ketika kucoba membuang satu persatu duri itu. dan mulai memberi obat pada luka itu.

Saat ini aku sangat berharap padamu agar kau tak berfikir seperti dulu. Mungkin kamu kini lebih dewasa. Lebih mengerti bagaimana hal yang baik dan tidak baik. Dan lebih bisa memahami perasaan orang yang kamu sayangi.

Setelah semuanya terjadi aku hanya bisa melambaikan tangan sambil tersenyum dengan tak menoleh kebelakang. Terus melangkah kedepan dengan kamu berada disampingku. Membawa kebahagiaan, menancapkan kepercayaan. Dan membuktikan kepada orang orang yang tak menyukai keinginanku. Bahwa kita tak lagi seperti yang dulu. Kita yang lebih dewasa, kita yang lebih menghormati orang orang yang kita sayang. {Keluarga, Teman, Diri kita sendiri} J

“Barakallah yaa habibii”
 

0 komentar:

Posting Komentar